Tak terasa, Pilkada telah usai, meskipun masih banyak catatan yang terjadi terkait uruknya sistem penyelenggaraan Pemilu yang masih banyak diwarnai politik uang, politisasi birokrasi dan kecurangan Pilkada dimana-mana.
Hal yang sama terjadi di Bumi Nyiur Melambai, meski dari hasil Rekapitulasi KPUD Sulut, dapat dipastikan Olly Dodokembey meraih suara sekitar 51,47%, mampu mengungguli dua Cagub lainnya, yaitu Benny Mamato dan Maya Rumantir. Namun, tak dapat dipungkiri, berbagai masalah buruk terjadi dalam perhelatan akbar demokrasi di Sulut kali ini.
“Pilkada ini sangat jauh dari ideal, pelanggaran terjadi secara
sistematis dan masif, dimana beberapa Bupati diarahkan memilih calon tertentu,
atau jika tidak bakal diancam dipecat dari jabatannya. Demikian juga dengan
penggunaan APBD, dan PNS yang sudah
diarahkan,” kata Maya Rumantir.
Yang paling menyesakkan, money politik begitu kentara, meski disamarkan dengan cara memberi sumbangan bahkan sampai ke gereja-gereja dan mesjid untuk mempengaruhi pemilih.
Yang paling menyesakkan, money politik begitu kentara, meski disamarkan dengan cara memberi sumbangan bahkan sampai ke gereja-gereja dan mesjid untuk mempengaruhi pemilih.
“Belum
lagi serangan fajar menjelang hari H, dengan cara membagi amplop diisi uang,
dan sembako. Surat suara dicetak palsu, banyaknya terjadi pelangaran Pemilu, dan
berbagai kecurangan-kecurangan lainnya, sampai banyak konstituen tidak diundang
untuk memilih, jelas ini tamparan bagi demokrasi kita,” imbuhnya.
Maya
mengaku tak mempermasalah siapa yang jadi pemenang, tapi mengingatkan
pendidikan politik bagi masyarakat mesti terus dilakukan sehingga kelak
pemimpin terpilih benar-benar melalui Pilkada yang demokratis. “Saya tidak mempersoalkan hasilnya, tetapi
kecurangan ini sangat jelas. Kita harus memberi pendidikan politik yang bagi
masyarakat. Kita kuatir jika sudah awalnya tidak benar, kedepannya tidak benar pula,”jelasnya.
Di sisi
lain, Maya pun mengucapkan terima kasih pada masyarakat Sulut yang telah memberikan suara bagi dirinya.
Apapun itu, merupakan bagian dari demokrasi di Sulut yang mesti dihargai oleh
semua pihak, termasuk mereka yang mendukungnya tapi tidak memperoleh surat
panggilan memilih. “Mari kita isi dan berkontribusi bagi pembangunan Sulut kedepan,
senantiasa kita jaga kerukunan dan kedamaian di bumi nyiur melambai ini,”
ajaknya.
Bagaimanapun, lanjut Maya, pembangunan mesti
dilakukan dengan melibatkan semua elemen masyarakat Sulut tanpa terkecuali.
“Kita ingatkan jangan ada masyarakat Sulut yang ditinggalkan dalam proses
pembangunan dan jangan ada masyarakat
yang dipinggirkan karena pilihan politik yang diberikannya dalam proses
demokrasi,” pungkasnya. (Fajar Gloria Sinuraya/fer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar